Pages

Tuesday, June 21, 2011

Menjadi Kaya Lewat Hutang


Berutang adalah sesuatu yang terdengar menakutkan bagi sebagian besar orang. Karena timbulnya kewajiban untuk membayar angsurannya yang bagi sebagain orang tadi terdengar seperti menimbulkan resiko seperti ; bagaimana cara membayarnya? Bagaimana kalau usaha kita bangkrut? Bagaimana kalau kita keburu meninggal? Dsb dsb.
Padahal kita bisa menggapai kekayaan lebih cepat dengan menggunakan “The Power of Hutang” dengan menggunakan kecerdasan financial. Banyak contoh telah diberikan oleh para pengusaha sukses di tanah air yang sukses karena menggunakan utang.

Beberapa di antaranya adalah Pengusaha dan pemilik merk Lembaga Bimbingan belajar Primagama, Purdi E. Chandra, Miming Pangarah, pemilik bisnis percetakan Indoprint, dan juga James Sastrowijoyo dari JPI Coaching.
Para pebisnis yang berhasil memanfaatkan hutang untuk menjadi sumber kekayaan bagi mereka adalah mereka yang memiliki kecerdasan financial. Mereka ini mampu mengelola hutang sebaik-baiknya, sehingga berapa besarnyapun hutang mereka, tetap tidak akan menjerat mereka. Logika sederhananya adalah,mereka yang berhutang, namun orang lainlah yang membayarnya.
Logika berpikirnya adalah seperti ini, Misalkan Anda berhutang dan harus membayar bunga 1,5% perbulan, sementara keuntungan yang diperoleh dari bisnis yang kita kembangkan dengan hutang tadi adalah 5% perbulan. Berarti ada selisih 3,5%, yang jika anda kalikan dengan besarnya pinjaman, misalkan Rp.500 juta, maka Anda bisa hitung sendiri berapa besar selisih spread keuntungan yang bisa di dapat. Apalagi kalau jumlah pinjamannya diperbesar bukan?
Itulah sebabnya para pengusaha sukses seperti Purdi dan juga peternak property sukses, James Sastrowijoyo, justru menyarankan Anda untuk memperbesar jumlah pinjaman Anda, dan bukan melunasinya.
Yang jelas profil seperti mereka tidak takut terjerat dengan yang namanya kredit macet, karena telah melakukan tindakan preventif seperti yang akan ditulis di bawah ini, dan merupakan kunci keberhasilan agar Anda sukses mengelola hutang ;
· Berhutanglah hanya untuk sesuatu yang produktif
· Pay Your Self First
· Terus mengembangkan bisnis dan keahlian
· Disiplin
· Menjaga nama dan hubungan baik dengan kreditur
Kesemua hal tadi adalah hal dasar yang harus dilakukan sebagai tindakan perventif dalam mengelola hutang.
Secara detail langkah preventif yang harus dilakukan untuk menjaga agar hutang tetap bersifat baik:

Berhutanglah hanya untuk sesuatu yang produktif
Apa yang dimaksud dengan produktif? Ada beberapa hal yang disebut kriteria produktif bagi suatu barang yaitu :
- Bisa dipastikan nilainya terus naik dimasa depan, atau
- Menghasilkan pemasukan bagi pemiliknya, atau
- Mengurangi pengeluaran bagi pemiliknya, atau
- Mampu membayar sendiri cicilan hutangnya

Berarti disini, barang seperti property, kendaraan untuk disewakan, mesin, dsb termasuk salah satu criteria di atas. Apalagi kalau barang tersebut mengandung lebih dari satu kriteria di atas. Menurut Robert Kiyosaki, penulis buku Rich Dad Poor Dad, barang-barang seperti ini di sebut asset.
Jadi kalau Anda masih berhutang untuk sesuatu yang konsumtif, seperti membeli handphone baru, kendaraan baru untuk bergaya, atau untuk justru menikah lagi, pikirkanlah kembali masak-masak, karena hal ini akan membebani keuangan Anda dan menjerumuskan Anda pada jerat hutang tanpa dasar.

Pay Your Self First
Apa yang Anda lakukan ketika menerima gaji? Berapa lama gaji tersebut bertahan di tangan atau di rekening Anda? Pasti sebagai besar berkata, tidak lebih dari seminggu, uang tersebut sudah menguap. Untuk membayar cicilan handphone, membayar listrik, membayar biaya sekolah anak, membayar tagihan kartu kredit, dsb.
Seharusnya, langsung sisihkan 5 – 10% untuk Anda simpan dalam “rekening penjara” yaitu suatu tabungan yang tidak akan Anda sentuh selamanya. Tabungan ini dimasukkan ke dalam rekening terpisah dari rekening yang biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuannya adalah sebagai persiapan “peluru” untuk mencari peluang-peluang bisnis baru , yang memungkinkan untuk menambah asset Anda nanti.

Terus mengembangkan bisnis dan keahlian
Ingat bahwa kita menginginkan bahwa hutang yang kita ambil tadi dibayari oleh orang lain / bisnis/ asset kita, dan bukan berasal dari kantong kita sendiri. Karena itu pastikan bahwa Anda telah mengetahui kemana uang pinjaman tersebut akan digunakan.paling baik adalah jika Anda telah terlebih dahulu memiliki kemampuan di bidang yang akan Anda terjuni dengan hutang tersebut. Karena itu kemampuan dan keahlian untuk mengembangkan hasil dari asset atau bisnis kita adalah mutlak diperlukan. Dengan memiliki kemampuan mengembangkan income yang di dapat dari hasil bisnis atau asset, juga bisa berindak sebagai cadangan jika kita menghadapi penurunan income dari bisnis atau asset kita tersebut.


Disiplin
Ini adalah faktor terpenting jika Anda menggunakan hutang sebagai jalan menuju kekayaan karena kreditur atau pemberi hutang akan melihat kedisiplinan anda dalam menjalankan kewajiban membayar angsuran.
Termasuk di dalamnya adalah kedisiplinan untuk menyisihkan kelebihan atas selisih positif yang didapat dari hasil usaha. Jika catatan pembyaran angsuran kita selalu tepat waktu, biasanya ketika angsuran pinjaman kita telah melewati 50% dari total nilai pinjaman, pihak kreditur akan menghubungi kita lagi untuk menawarkan hutang yang lebih besar lagi, karena akibat telah timbulnya rasa kepercayaan pada kita.

Menjaga nama dan hubungan baik dengan kreditur
Ingat, bahwa kreditur adalah partner kita. Karena itu hubungan baik harus tetap dijaga, baik yang bersifat personal maupun professional. Dengan menjaga hubungan baik, jika person in charge kreditur yang bersangkutan pindah ke tempat lain, ia masih akan mengingat kita sebagai debitur atau pengutang yang baik, bukan si pengemplang hutang.
Jangan lupa, bahwa peraruran perbankan di Indonesia juga akan memblack list Anda di semua jaringan bank, jika Anda pernah menunggak sekali saja di salah satu bank manapun di Indonesia, meskipun itu hanya hutang kartu kredit.

Demikianlah beberapa hal dasar yang harus silakukan sebagai tindakan perventif dalam mengelola hutang.
Sedangkan untuk mengubah hutang menjadi kekayaan, ada lima langkah yang harus dilakukan yang akan dibahas pada artikel bagian ketiga…..
Pada artikel sebelumnya, telah kita bahas ada lima tindakan preventif atau persiapan sebelum seseorang memutuskan untuk mengambil hutang sebagai jalan pintas menuju kekayaan:

Sekarang kita akan membahas lima langkah untuk mengubah hutang menjadi kekayaan :

Jujurlah terhadap kondisi keuangan Anda
Anda harus mengetahui kemampuan keuanga Anda , dan berapa kemampuan yang bisa Anda sisihkan untuk membayar cicilan.
Cara paling objektif adalah dengan cara “memotret” kondisi keuangan anda dengan cara membuat neraca pribadi yang berisi data pemasukan, pengeluaran, jumlah tabungan, jumlah asset yang dimiliki, dan jumlah hutang yang masih harus dibayar. Dengan cara ini Anda akan bisa menentukan berapakah hutang yang bisa anda buat atau justru menentukan anda harus berhenti berhutang.

Alokasi Tabungan Asset
Alokasikan 10% dari penghasilan anda untuk membangun asset bsinis anda. Bila anda melakukan hal ini, semakin cepat pula anda bisa keluar dari jebakan hutang.

Alokasi dana sosial
Pernahkah anda mendengar hukum Newton yang berbunyi, “Aksi menimbulkan reaksi” . Atau hukum keseimbangan hidup yang menyatakan bahwa ketika Anda sedang mendekati sesuatu, anda pun pada saat yang sama juga sedang menjauhi sesuatu. Ketika anda mendekatkan diri pada hal-hal posistif, berarti anda juga sedang menjauhi hal-hal negatif.
Ketika anda mengharapkan akan menerima sesuatu, berarti anda juga harus mengeluarkan sesuatu. Disinilah kami menganjurkan anda untuk menyisihkan 2,5 – 5% dari hasil yang anda dapat, untuk di dermakan pada kegiatan-kegiatan social kemasyarakatan.

Alokasi cicilan hutang
Sisihkan 10- 30% dari penghasilan anda dari bisnis yang dibiayai dengan hutang, untuk melakukan pembayaran cicilan hutang tadi. Biasanya pihak kreditur masih bisa memberikan hutang lagi, jika rasio hutang anda terhadap penghasilan tidak melebihi 30%.

Alokasi biaya hidup
Setelah anda bisa membayar diri sendiri dulu ( Pay Your self fisrt ), disiplin dalam melkukan penmbayaran hutang, membiasakan diri untuk ikhlas melkukan derma dan sedekah, dan senatiasa jujur terhadap kondisi keuangan anda, maka anda bisa menikmati selisih lebih dari penghasilan dari bisnis/property yang dibiayai dengan hutang tadi untuk membiayai hidup atau gaya hidup anda.

Demikianlah beberapa hal untuk mengubah hutang menjadi kekayaan, yang bisa anda praktekkan dalam kehidupan sehari-hari anda.

Selamat berhutang…..

No comments: