Pages

Friday, September 12, 2008

Cinta Tulus, Rumah tangga Mulus.....

Cinta Tulus,
Rumah Tangga Mulus….
Editor : Tichno_kwt08
بسم الله الرحمن الرحيم

Siapa yang tidak menginginkan pernikahan yang langgeng? Siapa pula yang tidak mau mendapatkan pendamping hidup yang shalih/shalihah nan setia. Tentu semua orang mendambakan pernikahan yang bahagia dengan alangkah indahnaya sebuah pernikahan yang dilandasi dengan ketulusan cinta dan persahabatan sejati. Adanya penerimaan dan penghargaan yang tulus dari masing – masing pasangan untuk menjadi pendamping setia pasangan hidupnya sungguh merupakan suatu pelajaran indah yang dapat kita petik.
Kita semua menyadari bahwa permasalahan tidak akan dapat terelakkan dalam kehidupan berumah tangga. Inilah yang disebut dengan pernik – pernik dalam rumah tangga. Pasangan yang bahagia akan mewarnai pernik pernik permasalahan dalam pernikahannya dengan akhir yang cantik. Sebaliknya ini menjadi bongkahan batu yang siap menghantam pernikahan mereka dengan selalu hadirnya pikiran negative mereka akan pasangan hidup mereka.
Dalam kisah nyata ini, kita belajar bagaimana menyikapi permasalahan keluarga secara bijak. Inilah salah satu kunci kebahagiaan dalam suatu pernikahan. Adalah lebih menarik bagi kita untuk mengambil hikmah bagaimana suami istri ini menjadikan permasalahan rumah tangga sebagai cara mempererat persahabatan dan cinta dalam hidup mereka, daripada berputar putar pada permasalahan mereka yang sebenarnya merupakan area pribadi mereka.
Baiklah, kita akan melihat bagaimana suami istri ini berupaya untuk melanggengkan pernikahan mereka. Beberapa hal dibawah ini adalah beberapa kunci yang dilakukan kedua pasangan tersebut mengatasi pernik-pernik permasalahan rumah tangganya agar dapat berakhir cantik.:

-Mengenali dan akrab dengan dunia pasangan

"Masak sih ada orang yang menikah yang sampai tidak mengenali dengan akrab pasangannya apalagi dunianya?" jawabannya,"Mengapa tidak?" Inilah yang terjadi pada pernikahan yang 'hambar' dan tidak bahagia. Yang ada adalah sikap masa bodoh kerika bertemu setelah seharian tidak ketemu, ataupun lebih banyak bertengkar hal-hal kecil daripada sekedar mengobrol ringan seputar hari-hari yang mereka lalui.
Pernikahan bahagia tumbuh dari persahabatan erat antara suami-istri. Mereka saling menghargai dan menerima, tahu benar kesukaan ketidaksukaan, kekhasan kepribadian dan harapan pasangannya. Mereka hampir selalu mempunyai pikiran yang positif terhadap pasangannya sehingga ketika terjadi perselisihan maupun kekesalan, perasaan negatif mereka terhadap pasangan cenderung tersingkir. Mereka selalu menjaga agar pikiran pikiran dan perasaan positif lebih mendominasi pandangan mereka terhadap pasangan hidupnya.
Sang istri dalam kisah diatas tidak akan mengetahui bagaimana keadaan suaminya diluar jikalau sang suami tidak mau berbagi cerita dengannya. Ia tidak akan dapat mengetahui keinginan dan permasalahan sang suami jika tidak ada komunikasi yang intensif dan keakraban diantara mereka berdua.

-Memiliki dan mempertahankan rasa suka dan kagum

Rasa suka dan kagum adalah unsur-unsur penting untuk menggapai perikahan yang memuaskan dan langgeng. Menurut seorang psikolog, jika kedua rasa ini sama sekali tidak ada atau sudah hilang dalam suatu pernikahan maka hubungan tidak dapat dihidupkan lagi. Dengan adanya rasa ini, mereka masih merasa bahwa orang yang mereka cintai layak dihormati dan dihargai meskipun kadang-kadang suami istri merasa terganggu akibat adanya kekurangan yang ada dalam diri pasangannya.
Seorang istri hendaklah mengagumi suaminya dengan untaian pujian akan keshalihan dan kesabaran sang suami yang menerima dirinya apa adanya. Suatu hal yang menurut sang istri merupakan bentuk kasih sayang dan pengorbanan besar dari suami untuknya. Perasaan-perasaan dan ungkapan ungkapan cinta, suka dan kagum bila dipertahankan dan senantiasa ditunjukkan kepada pasangan dimanapun mereka berada baik bersama pasangan maupun tidak akan memberikan dampak yang luar biasa dalam kelanggengan sebuah pernikahan.

-Menerima pengaruh pasangan

Pernikahan yang paling bahagia dan stabil dalam jangka panjang adalah pernikahan yang suami memperlakukan istrinya dengan hormat, tidak menolak berbagi kekuasaan, dan membuat keputusan bersama. Saat berselisih paham sang suami mencari jalan tengah daripada memaksakan jalannya sendiri. Sikap keterbukaan suami menerima pengaruh istri dapat berimbas pada kokohnya jalinan berumah tangga.
Sebaliknya, tidak sedikit kita temui para suami yang menolak berbagi kekuasaan dengan istri, tidak mau belajar sesuatu dengan istri. Bahkan untuk hal-hal kecil seperti berbagi urusan rumah tangga dan mengurus anak, semua keputusan ada ditangan suami tanpa ada peran istri sama sekali apalagi untuk mengambil keputusan bersama. Lalu apa peran istri disini………?

Istriku.....Mari kita berdo'a, semoga kita berdua dapat mempertahankan kebahagian pernikahan kita dengan ketulusan cinta kita berdua.
"walaupun badai menghadang"……………..
Reference: NIKAH Vol.6,No.10,Jan-Feb2008

No comments: